Kisah Ashabul Kahfi
Tujuh Pemuda Penghuni Gua
Di sebuah negeri ada seorang raja bernama Diqyanus. Ia
adalah seorang raja yang kufur. Merasa dirinya seperti Tuhan yang patut
disembah.
Rakyat tunduk padanya karena takut akan ancaman dan siksaan
darinya.
Tetapi ada tujuh orang pemuda yang tidak mau menyembah sang
Raja. Mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah.
Mengetahui ada tujuh pemuda yang menentangnya, Sang Raja
mengundang mereka untuk datang bertemu dengannya.
Di hadapan Raja Diqyanus, mereka dengan berani menyatakan
bahwa mereka hanya beriman kepada Allah. “Tuhan kami adalah Tuhan pencipta langit
dan bumi”
Raja Diqyanus marah. Ia mengancam akan membunuh ketujuh
pemuda jika mereka tetap beriman kepada Allah.
Ketujuh pemuda tidak takut dengan ancaman raja. Mereka
bertekad akan mempertahankan keimanannya. Lebih baik mati daripada tidak
beriman.
Akhirnya mereka sepakat untuk bersembuyi di sebuah gua.
Berangkatlah mereka bersama seekor anjing bernama Qitmir sebagai penunjuk
jalan.
Setelah sampai di gua, mereka beristirahat dan tertidur. Sementara
Qitmir sang anjing berjaga di pintu gua.
Raja Diqyanus memerintahkan rakyatnya untuk mencari mereka.
Tetapi mereka tidak pernah ditemukan.
Waktu terus berlalu, zaman berganti. Raja Diqyanus telah
tergantikan oleh raja yang sholeh.
Mereka kemudian terbangun karena merasa lapar. Pergilah
seorang pemuda ke pasar untuk membeli makanan.
Berapa terkejutnya penjual makanan melihat uang si pemuda.
Lalu dibawalah si pemuda kepada raja.
Raja terharu mendengar kisah si pemuda. Kemudian menceritakan
kepada si pemuda bahwa ia telah tertidur selama 309 tahun. Sang pemuda sangat
terkejut.
Raja kemudian menemui enam pemuda lainnya di gua dan meminta
ketujuh pemuda tinggal di istana. Namun mereka menolak dan memilih tinggal di
gua hingga akhirnya meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah.
Catatan bunda
Kisah pertama dari
Hijaiyah Berkisah diawali dari Huruf Alif diberi fathah yang dibaca "A".
Mengapa tidak Alif saja? Karena di Al-Quran banyak huruf berharokat dan
sedikit sekali huruf yang tidak berharokat. Dalam pembelajaran mengenal
Al-Quran, baiknya mendahulukan yang mudah dan banyak terdapat di
Al-Quran.
Petunjuk Orangtua:
1. Print huruf hijaiyah dan kisah di satu lembar kertas A4
2. Gunting dan pisahkan kertas huruf dan kertas kisah
3. Tempel bolak-balik
4. Atau print bolak-balik huruf dan kisah di kertas A5 (A4 dibagi 2)
5. Laminating
6. Gunakan sebagai flashcard atau tempel di dinding
7. Jika ditempel di dinding:
- Letakkan gambar huruf di sisi depan
- Bacakan kisahnya terlebih dahulu
- Letakkan di tempat yang sering dilewati anak dan mudah dilihat
- Tunjuk dan ucapkan "A" kapan saja, tidak perlu ada waktu khusus mengaji
- Letakkan huruf di dinding satu-persatu sampai anak hapal lalu tempel huruf lain di dinding yang berbeda