Nak.. malam itu sekitar pukul 11 ayah berbisik lembut di
telinga bunda yang sedang tertidur “bunda, ayah berangkat”. Setengah
sadar bunda menanyakan kelengkapan perlengkapan yang akan ayah bawa.
Ayah tidak dalam tugas kantor nak.. tapi malam itu ayah akan berangkat
kembali untuk seruan aksi. Ayah akan berangkat bersama jamaah lainnya
berjalan kaki dari Depok menuju Jakarta, Monas tepatnya. Nak.. inilah
aksi umat Islam yang ke-3. Setelah aksi sebelumnya tanggal 4 November
lalu. Malam itu bunda tidak bisa tertidur nyenyak.
Nak.. tahukah engkau? Mengapa umat Islam kembali lagi dalam
satu kalimat Aksi Bela Islam? Karena tuntutan umat Islam bahwa sang
penista agama harus dijerat hukum belum juga terlaksana. Karna itu kami
umat Islam kembali lagi bersatu meminta kepada presiden agar hukum
ditegakkan. Agar tidak ada lagi orang-orang kafir yang dengan mudah
mulutnya menghina Al-Quran. Agar izzah umat Islam tetap terjaga. Maka
kewajiban kami umat Islam membela agama kami.
Nak.. pagi itu bunda merasakan lelahnya membersamai Kakak
Sarah dan Adik Shabira sekaligus mengurus pekerjaan rumah tanpa ayah.
Ingin sekali rasanya bunda berkeluh. Ingin sekali meminta ayah lekas
pulang. Namun bunda membayangkan betapa lelah bunda tak seberapa
dibandingkan ayah yang berjalan kaki berkilo-kilometer malam itu. Dan
masih belum seberapa dibandingkan umat Islam yang berjalan kaki beralas
sandal dari kota Ciamis. Ketika bus-bus dilarang memberangkatkan jamaah
aksi ke Jakarta. Maka mereka dengan niat tulus karna Allah berangkat
melangkahkan kakinya. Kaki-kaki yang kelak di yaumil hisab akan
berbicara memberi persaksian akan jihadnya di dunia. Kaki-kaki yang
lecet dan kelelahan sepanjang perjalanan tidak menyurutkan
langkah-langkah mereka. Nak.. tahukah engkau.. bahwa di sepanjang
perjalanan menuju Jakarta warga menyiapkan hidangan-hidangan untuk
disantap para mujahid Ciamis. Tanpa disuruh, tanpa diminta, tanpa
didanai, sungguh hanya karna Allah. Bukan cuma jemaah dari ciamis nak..
Maka jamaah dari dari bogor, dari bandung pun melangkahkan kaki-kakinya
menuju Jakarta. Inilah solidaritas islam nak.. mereka ingin merasakan
bagaimana jamaah Ciamis berlelah-lelah karna Allah.
Nak.. hari itu Jumat 2 Desember 2016. Jakarta sekali lagi
dipenuhi barsisan-barisan putih membentang dari Monumen Nasional,
melebar ke jalan-jalan protokol Jakarta sekitarnya. Seperti suasana haji
di Mekah. Jutaaan sajadah membentang memenuhi jalan-jalan besar kota.
Shaf-shaf berderet dengan rapih. Taman-taman terjaga dari injakan kaki.
Jumat itu tidak kurang tujuh juta umat muslim menunaikan sholat jumat
berjamaah. Salah satu sholat Jumat terbesar sepanjang sejarah umat
Islam. Setelah sebelumnya Sultan Muhammad Al-Fatih pada tahun 1453
menggelar sholat Jumat di sepanjang pantai Marmara hingga selat Golden
Horn sepanjang 4 km sebelum menaklukkan benteng Konstatinopel. Nak..
bayangkanlah betapa dahsyatnya kekuatan Islam hari itu. Islam yang hari
ini di negeri kami seolah-olah tak dipandang, dihina, dipandang sebelah
mata, tapi hari itu juga dipersatukan hatinya oleh Allah dalam satu
jamaah.
Nak.. Tahukah engkau.. Jutaan manusia hari itu sungguh
dalam perlindungan Allah. Hidangan-hidangan melimpah memenuhi ruas jalan
yang sengaja terhidang untuk para mujahid-mujahidah. Angin sejuk dan
gerimis kecil melindungi para mujahid dari panas dan pengap karna
banyaknya orang.
Nak.. yang lebih dasyat lagi adalah ketika Allah
mendatangkan hujan besar di tengah-tengah para jamaah sesaat sebelum
sholat Jumat dimulai. Seakan-akan Allah sengaja mensucikan para mujahid.
Allah hapuskan lelah, amarah dan meneguhkan hati para jamaah aksi hari
itu dengan turunnya hujan sebagaimana Allah SWT berfirman:
اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ
عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ
عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ
بِهِ الْاَقْدَامَ
"(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian)."
(QS. Al-Anfal: Ayat 11).
"(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian)."
(QS. Al-Anfal: Ayat 11).
Tak ada satupun jamaah yang bangkit dari shafnya. Semua
khusuk, terharu dalam diam sampai akhir solat yang dititup dengan doa
qunut yang panjang. Doa qunut yang sering menjadi perdebatan, tapi tidak
hari itu. Inilah umat Islam nak.. bersatu dalam naungan Ilahi. Betapa
rindunya kami akan bersatunya umat ini nak..
Nak ketahuilah hari jumat adalah hari dikabulkannya doa.
Dan engkau tau? Hujan adalah saat mustajab doa-doa diijabah. Bayangkan
jika jamaah saat itu berdoa nak.. Bayangkanlah.. para malaikat turun
menaungi para jamaah dan mengaminkan doa para jamaah.
Nak.. betapa irinya bunda kepada para jamaah aksi yang
hadir hari itu. Tapi inilah jihad bunda.. mengurus rumah dan dua
mujahidah kecil bunda yang kelak akan meneruskan perjuangan ayah dan
para mujahid 212 hari itu. Nak.. ingatlah.. tolonglah agama Allah dan
Allah akan menolongmu..
Sambil memangku adik yang sedang tertidur karna sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar