Assalamu'alaikum kakak Sarah yang pemberani. Berani karna Allah.. Takut juga karena Allah..
Berikut bunda kirimkan beberapa foto liburan Kakak Sarah
bersama Ade Shabira dan bunda di Sukabumi di rumah Kakak Icha. Senang
lihat kakak Sarah begitu semangat mau lihat gunung dan sawah. Bunda juga
senang bisa liburan di Sukabumi walaupun cuma sehari. Cuacanya yang
adem, airnya yang sejuk dan dingin, pemandangan gunung dan sawah yang
terhampar sepanjang perjalanan, tetangga yang ramah, keluarga kakak Icha
yang baik, makanan sederhana yang dimakan bersama-sama sambil duduk di
lantai semakin membuat nikmat..
Ada di satu foto, kakak Sarah sedang memegang sebuah batu.
Bunda lupa sejak kapan kakak suka sekali mengumpulkan batu. Dimanapun
ketika diajak pergi dan menemukan batu, kakak langsung sibuk memungut
dan mengantonginya. Bunda tidak pernah melarang. Bunda pikir pasti ada
yang menarik dari batu hingga kakak begitu antusias mengumpulkan batu,
tak peduli kotornya tanah tempat si batu berada. Tak jarang baju dan
jilbab juga menjadi kotor karna dipakai untuk mengelap tangan. Ketika
kakak menangis tak terhingga, bunda bujuk dengan memberi kakak beberapa
buah batu kakak langsung terdiam. Maka di surat ini bunda beri judul
'anak batu'. Dan ternyata bunda baru tahu kalau anak batu itu julukan
dari Ibnu Hajar. Siapa Ibnu Hajar? Berikut bunda ambil kisah Ibnu Hajar
dari
http://www.duniaislam.org/12/ 04/2015/kisah-ibnu-hajar-si- anak-batu-yang-menjadi-ulama- besar/
http://www.duniaislam.org/12/
Kisah Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak
yatim, Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan
ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Di bawah asuhan kakak
kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan
sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki
kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun
773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.
Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin
Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah
yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn
Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani
adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah
Palestina, dekat Ghuzzah.
Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah,
ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai
murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan
sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh
gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.
Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya.
Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan
sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya
untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua
pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi
sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun
berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu
beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya
dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil
sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus
menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun
kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi
lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi
kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti
bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin
dan sabar.
Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau
kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang
baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa
beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid
disekolah itu.
Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar.
Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang
telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor
dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman
kita sekarang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul
Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al
Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah,
Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.
Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya
beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini
menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan
dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).
Dalam setiap kisah selalu ada hikmah. Semoga kakak dapat
memetik hikmah dari kesukaan kakak kepada batu. Sesuatu yang kakak suka
akan kakak ingat selamanya. Semoga kisah Ibnu Hajar ini juga menjadi
pelajaran bagi ayah dan bunda dalam berusaha mewujudkan cita-cita kami,
dalam mendidik anak-anak ayah dan bunda, dan dalam banyak hal di
kehidupan kami.
Peluk hangat bunda untukmu selalu.
Wassalamu'alaikum.
Sabtu, 7 Januari 2017