Minggu, 12 Juni 2016

Sehat Sebelum Sakit

Dulu setelah menikah saya suka protes sama suami karna rumah berantakan,  lantai kotor dan licin. Kebiasaan yang berbeda di rumah masing-masing masih terbawa di rumah tangga baru kami. Ketika saya bilang "lantai kotor amat ya ga disapu sehari" atau "lantai dapur licin ya bekas masak belum dipel". Suami dengan santainya bilang "engga kok bersih". Sampai suka sebel sendiri. Tapi lama-lama kebiasaan bersih di rumah kami bisa saya tularkan kepada suami. Ia malah yang suka protes kalau lantai kotor dan licin.
Ketika anak pertama kami mulai MPASI dan mulai bereksperimen dengan makanan barunya, hampir setiap hari lantai kotor bekas makanan yang Sarah tumpahkan ke lantai. Sementara suami yang bertugas mengecek lantai. Jadilah ia tiap pulang ngajar protes kepada saya karna lantai kotor dan licin. Lalu saya dengan senyum mengembang hanya bilang "kakak lagi belajar makan sendiri yah". Padahal si kakak hampir tidak menyentuh makanannya untuk dimakan sendiri melainkan dipegang, diemut, dibuang dan diawur-awur di lantai. Itu yang membuat saya bersabar-sabar karna susah-susah nyiapin MPASI malah dibuang-buang. Sementara disuapi ga mau. Hiks.. Akhirnya saya pikir ya sudahlah.. Kakak sedang belajar makan sendiri. Dan memang sebelum usianya dua tahun ia sudah bisa makan kacang ijo yang berkuah dengan baik. Paling-paling hanya tumpah sedikit sekali.
Hari ini ketika Kakak Sarah berumur dua tahun, bukan cuma makanan yang berantakan di lantai tapi juga mainan dan buku-buku. Setiap hari hampir selalu begitu. Bahkan kalau mau lewat harus hati-hati karna khawatir mainan atau buku-buku terinjak. Kakak senang sekali menyusun sesuatu, entah itu buku-buku disusun berderet, botol obat-obatan ditumpuk-tumpuk, gelas-gelas plastik, stik es krim, uang logam dan lain-lain. Tapi belum sadar untuk membereskannya. Ketika diajak membereskan malah kabur. Jadilah saya setiap hari membereskannya mainan dan buku-buku nya. Sebuah konsekuensi tidak adanya televisi di rumah kami, maka kami harus menyediakan buku-buku dan mainan atau benda-benda apa saja yang bisa dijadikan mainan.
ketika lelah dan kesal membereskan mainan dan buku-buku kakak saya cukup bersyukur saja. Karna ketika mainan berantakan, buku-buku berserakan.. Alhamdulillah anak-anak dalam keadaan sehat. Karna ketika sakit kakak biasanya hanya rewel minta digendong atau hanya tiduran saja. Wahai ibu bersyukurlah ketika rumah berantakan karna ulah anak-anak, berarti penghuni kecilnya sehat dan ceria.. Alhamdulillah..

Tidak ada komentar: