Minggu, 20 November 2016

Kisah Ashabul Kahfi



Kisah Ashabul Kahfi
Tujuh Pemuda Penghuni Gua
Di sebuah negeri ada seorang raja bernama Diqyanus. Ia adalah seorang raja yang kufur. Merasa dirinya seperti Tuhan yang patut disembah. 

Rakyat tunduk padanya karena takut akan ancaman dan siksaan darinya.

Tetapi ada tujuh orang pemuda yang tidak mau menyembah sang Raja. Mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah. 

Mengetahui ada tujuh pemuda yang menentangnya, Sang Raja mengundang mereka untuk datang bertemu dengannya. 

Di hadapan Raja Diqyanus, mereka dengan berani menyatakan bahwa mereka hanya beriman kepada Allah. “Tuhan kami adalah Tuhan pencipta langit dan bumi”

Raja Diqyanus marah. Ia mengancam akan membunuh ketujuh pemuda jika mereka tetap beriman kepada Allah. 

Ketujuh pemuda tidak takut dengan ancaman raja. Mereka bertekad akan mempertahankan keimanannya. Lebih baik mati daripada tidak beriman.

Akhirnya mereka sepakat untuk bersembuyi di sebuah gua. Berangkatlah mereka bersama seekor anjing bernama Qitmir sebagai penunjuk jalan.

Setelah sampai di gua, mereka beristirahat dan tertidur. Sementara Qitmir sang anjing berjaga di pintu gua.

Raja Diqyanus memerintahkan rakyatnya untuk mencari mereka. Tetapi mereka tidak pernah ditemukan. 

Waktu terus berlalu, zaman berganti. Raja Diqyanus telah tergantikan oleh raja yang sholeh. 

Mereka kemudian terbangun karena merasa lapar. Pergilah seorang pemuda ke pasar untuk membeli makanan.

Berapa terkejutnya penjual makanan melihat uang si pemuda. Lalu dibawalah si pemuda kepada raja. 

Raja terharu mendengar kisah si pemuda. Kemudian menceritakan kepada si pemuda bahwa ia telah tertidur selama 309 tahun. Sang pemuda sangat terkejut.

Raja kemudian menemui enam pemuda lainnya di gua dan meminta ketujuh pemuda tinggal di istana. Namun mereka menolak dan memilih tinggal di gua hingga akhirnya meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah.

Catatan bunda
Kisah pertama dari Hijaiyah Berkisah diawali dari Huruf Alif diberi fathah yang dibaca "A". Mengapa tidak Alif saja? Karena di Al-Quran banyak huruf berharokat dan sedikit sekali huruf yang tidak berharokat. Dalam pembelajaran mengenal Al-Quran, baiknya mendahulukan yang mudah dan banyak terdapat di Al-Quran.

Petunjuk Orangtua:
1. Print huruf hijaiyah dan kisah di satu lembar kertas A4
2. Gunting dan pisahkan kertas huruf dan kertas kisah
3. Tempel bolak-balik 
4. Atau print bolak-balik huruf dan kisah di kertas A5 (A4 dibagi 2)
5. Laminating
6. Gunakan sebagai flashcard atau tempel di dinding
7. Jika ditempel di dinding: 
- Letakkan gambar huruf di sisi depan
- Bacakan kisahnya terlebih dahulu
- Letakkan di tempat yang sering dilewati anak dan mudah dilihat
- Tunjuk dan ucapkan "A" kapan saja, tidak perlu ada waktu khusus mengaji
- Letakkan huruf di dinding satu-persatu sampai anak hapal lalu tempel huruf lain di dinding yang berbeda
- Buat permainan jika huruf-huruf yang ditempel di dinding sudah banyak

Kritik dan saran membangun silahkan email ke diaryparentingmuslimah@gmail.com

Tidak ada komentar: