Senin, 07 November 2016

Aksi Bermartabat

Anak-anakku pemimpin-pemimpin masa depan..

Hari itu bunda terbangun dengan hati membuncah, gelisah..
Hari itu.. hari yang tertulis dalam tinta sejarah..
Sebuah peristiwa menyejarah..
Hari itu ayah berangkat bersama jutaan umat Islam bergerak untuk sebuah Izzah..

Tahukah engkau wahai anakku..
Ayah dan jutaan umat Islam membela kemuliaan Al-Quran..
Ketika Al-Quran dinistakan oleh seorang pemimpin kafir.. siapakah yang membelanya?
Ya.. kami umat Islam..
Maka hari itu bergeraklah Aksi Damai Bela Quran..
Menuntut penista Al-Quran dijera..

Tahukah engkau wahai anakku..
Hari itu menjadi saksi bahwa umat Islam bisa bersatu..
Hari itu menjadi bukti bahwa umat Islam adalah satu..
Hari itu.. mereka datang meluangkan hari untuk tujuan yang satu..

Tahukah engkau anakku..
Betapa gundah bunda hari itu melepas ayah..
Lautan manusia dengan penjagaan dari aparat yang tak ingin kalah jumlah..
Maraknya pemberitaan membuat hati semakin gundah..
Akankah aksi damai ini akan berakhir tetap dengan damai?
Sedikit saja aksi ini dilukai oleh sesuatu yang tidak baik..
Maka sudah dipastikan akan terjadi sesuatu yang buruk yang lebih besar..

Tapi tahukah engkau wahai anakku.. Betapa damainya hari itu..
Hujan tak turun seperti hari biasanya..
Hanya mendung bergelayut melindungi para muhahid pembela Islam dari panas terik..
Barisan-barisan putih rapih bergerak..
Para ulama hadir memimpin barisan..
Seruan-seruan takbir dan orasi memenuhi jalan-jalan..
Menggelorakan semangat para mujahid..
Aparat dan ummat saling bersahabat..
Makanan dan minuman berlimpah..
Para mujahid terjaga dari rasa lapar dan haus..
Tanaman penghias kota, fasilitas umum pelengkap jakarta.. terjaga dalam tempatnya..

Wahai anakku..
Ayahmu ada dalam barisan penyambut kedatangan jamaah..
Menyambut kedatangan jamaah yang seolah tak pernah habis..
Merasakan betapa dahsyatnya kekuatan Islam hari Itu..
Betapa gentarnya terkalahkan oleh seruan-seruan takbir..

Wahai anakku..
Sayang.. hari itu pemimpin kami tak menemui rakyatnya..
Ia pergi meninggalakan ummat..
Ingatlah wahai anakku..
"Seorang pemimpin yang menutup pintunya pada orang-orang yang memiliki hajat padanya, maka Allah pun menutup pintu langit dari segala hajat dirinya"..

Wahai anakku..
Jadilah pemimpin-pemimpin Islam yang berpegang teguh pada agama Allah..
Tolonglah agama Allah..
Jangan biarkan negeri ini sekali lagi dipimpin layaknya oleh pemimpin hari ini..

Jakarta 411 Empatnovemberduaribuenambelas
Ditulis beberapa hari setelah peristiwa

Tidak ada komentar: