Minggu, 11 September 2016

Anak Bertanya

Beberapa hari lalu kakak dan bunda membaca buku kumpulan hadits anak bada magrib. Tidak setiap bada magrib bunda membacakan buku, kadang-kadang bunda hanya mengajak ngobrol kakak di tempat tidur bersama ade. Bada magrib memang sering bunda manfaatkan untuk bersama-sama kakak dan ade sambil menemani waktu menjelang tidur. Biasanya antara jam 7-8 anak-anak bunda sudah tertidur pulas. Dan seringnya bunda pun ikut tertidur bersama. Tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Begitu polanya ya kak..
Hari itu ada yang menarik dari kegiatan membaca buku hadits anak. Ketika di bagian hadits tentang bersiwak atau menggosok gigi ada sebuah gambar seorang anak laki-laki sedang menggosok gigi di wastafel kamar mandi menghadap cermin. Tiba-tiba saja kakak bilang "masa mandinya pake celana". Bunda yang tak pernah terfikir tentang itu jadi bertanya balik pada kakak. "Oiya ya.. masa mandinya pake celana. Kakak kalo mandi pake celana ga?". "Engga", jawabnya polos. Ternyata memang ada yang aneh. Kalau yang dimaksud di gambar anak laki-laki sedang mandi lalu menggosok gigi semestinya memang tidak berbusana. Tapi kan tidak mungkin menggambarkan anak laki-laki tanpa busana di kumpulan buku hadits atau di buku anak manapun. Bisa-bisa tidak jadi terbit bukunya. Makanya di gambar anak laki-lakinya hanya memakai celana pandek. Dalam logika kakak mandi ya tanpa busana tidak memakai celana. Jadi dengan polosnya kakak berkata demikian. Mungkin akan lebih baik si anak laki-laki sedang menggosok gigi sebelum tidur dengan pakaian lengkap dibandingkan gambar anak laki-laki dengan celana pendek ya.
Suatu kali juga pernah ketika bunda sedang setrika baju. Kakak memperhatikan di samping bunda sambil merengek minta memegang setrikaan. Bunda kasih kesempatan sebentar kakak memegang setrikaan sambil memberi pengertian bahwa setrikaan itu ketika dipakai panas harus hati-hati. Lalu yang menarik adalah kakak dengan polosnya bertanya "Kok setrikanya berhenti-berhenti sih?".  Bunda tersenyum dan bilang "iya bajunya dirapihin dulu baru disetrika". Rupanya kakak memperhatikan bagaimana bunda sebentar-sebentar meletakkan setrikaan lalu membenarkan posisi baju lalu mengambil setrikaan untuk melanjutkan menyetrika baju.
Anak bunda sudah mulai kritis rupanya ya.. Bunda harus siap-siap nih menerima seribu tanya dari kakak. Ayah juga sudah mengigatkan bunda. Pesan ayah bunda ga boleh bosen menerima pertanyaan-pertanyaan anak-anak bunda nanti.

Tidak ada komentar: