Kamis, 27 Oktober 2016

Akhlak Rasulullah

Suatu malam aisyah istri Rasulullah gelisah karna Rasulullah tak kunjung pulang ke rumah karna urusan dakwah. Dengan rasa gelisah ia memutuskan untuk menunggu Rasulullah di depan pintu rumah agar ketika Rasulullah pulang ia dapat segera membukakan pintu. Tapi rasa kantuk yang luar biasa membuat aisyah tertidur lelap di depan pintu. Sementara itu di luar, Rasulullah baru saja pulang dari urusan dakwah. Tak ingin membangunkan istri tercintanya, maka beliau memilih untuk tidur di depan pintu berselimutkan udara dingin malam.

Malam itu di awal kehidupan pernikahan kami, ayah pun melakukan hal yang sama seperti Rasulullah. Ayah tidak pulang larut. Hanya saja bunda yang tertidur terlalu cepat karena kelelahan. Ayah yang baru pulang dalam keadaan lelah dan lapar membiarkan bunda tertidur ketika ketukan pintu dan salam tak berbalas dari dalam rumah. Khawatir tetangga mengira hal yang tidak baik jika ayah tidur di teras rumah, maka ayah memutuskan keluar lagi sampai agak malam dengan harapan tetangga sudah tertidur lelap. Maklum ketika itu kami hanya tinggal di kontrakan kecil yang padat.

Terbangun dengan rasa kaget dan merasa bersalah, bunda segera menghubungi ayah agar segera pulang. Saat itu juga bunda ingat kisah Rasulullah. Ketika sampai di rumah bunda tak kuasa menangis dan memeluk ayah. Malam itu bunda menyadari bahwa ayah adalah jodoh yang Allah pilihkan terbaik untuk bunda dengan segala kekurangannya. Malam itu bunda menyadari bahwa ada laki-laki yang lembut yang meneladani rasulnya. Karena hingga malam itu bunda tidak pernah tau ada laki-laki yang rela tidur di luar rumah berselimutkan dingin hanya karna ingin membiarkan istrinya tertidur. Malam itu bunda menangis mengingat betapa lembutnya akhlak Rasulullah dan betapa lembutnya ayah.

Dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah ringan tangan membantu pekerjaan istrinya. Rasulullah tak segan menjahit pakaiannya sendiri yang sobek. Begitu pula yang dilakukan ayah. Ayah hanya bertanya dimana jarum jahit dan benang. Ayah tak pernah meminta bunda menjahitkan kancing bajunya yang lepas atau minta jahitkan celananya yang sobek. Kalau kebetulan bunda menjahitkan tasnya yang sobek, mata ayah berbinar-binar sambil mengucapkan terima kasih. Ayah tak segan membantu pekerjaan rumah. Kami buat kesepakatan apa yang bisa ayah bantu dan apa yang harus bunda kerjakan. Misalnya ayah menyapu dan mengepel lantai, bunda memasak dan mencuci baju. Di pagi hari biasanya ayah menggoreng ikan yang sudah bunda bumbui. Sementara ayah menggoreng ikan, bunda memandikan kakak dan ade. Ketika bunda sakit, pekerjaan rumah hampir dikerjakan semua oleh ayah. Karna kami tidak punya khadimat, ayah sangat membantu meringankan pekerjaan bunda di rumah. Sehingga ketika ayah keluar rumah untuk mencari nafkah, bunda bisa membersamai anak-anak bunda dengan tenang.

Sebaik-baik teladan adalah Rasulullah dan sebaik-baik laki-laki di rumah adalah ayah..

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku”. (HR At-Thirmidzi)

Selasa, 25 Oktober 2016

Semangat Menuntut Ilmu


Assalamu'alaikum anak-anak bunda tersayang.. kakak sarah dan ade shabira..
Bunda mau cerita..

Kemarin teman kuliah bunda di Politeknik Negeri Jakarta bertanya ketika ia mengajak bunda reunian bersama beberapa teman dekat. Bunda katakan bunda tidak bisa hadir jikalau reunian hari minggu tanggal 30 Oktober karna ada kuliah. Ia bertanya apa bunda melanjutkan ke S2? Dalam hati sih inginnya seperti itu, melanjutkan kuliah S2. Tapi apa daya waktu, dana dan kesempatan yang belum ada. Lalu bunda sodorkan foto jadwal perkulihan Kuliah Tematik Parenting Mommee. Walaupun belum bisa melanjutkan ke S2, bunda tetap semangat menuntut ilmu.

Sejak bunda hamil kakak Sarah, ayah dan bunda mulai sadar bahwa kami harus belajar jadi orangtua. Walaupun telat kami harus tetap semangat belajar. Baiknya belajar menjadi orangtua dimulai dari mempersiapkan diri sebelum menikah lalu memilih pasangan hidup. Ayah dan bunda belajar mulai dari menghadiri seminar-seminar parenting dari yang tak berbayar sampai yang berbayar. Kalau dana tidak mencukupi maka bunda yang biasanya mengikuti seminar. Ayah dan bunda harus bekerjasama ketika bunda menghadiri seminar-seminar parenting. Apalagi dengan kehadiran kakak dan ade hari ini tidak mudah bagi kami menuntut ilmu. Kakak bersama ayah di rumah lalu ade yang masih menyusui bunda bawa. Itu jauh lebih efektif dan efisien daripada  ayah dan bunda mengikuti semniar bersama mengikutsertakan kakak dan ade. Karna kebutuhan kakak adalah bermain, jadi kadang bosan kalau harus duduk rapih di majelis ilmu. 

Sementara ayah lebih sering mendengarkan kajian-kajian parenting atau lainnya lewat laptop dengan mendownload video lalu dilihat ketika malam hari. Makanya ayah suka tidur malam. Karna hanya di waktu malam hari itu ayah bisa mendengarkan kajian.  Begitulah cara kami menuntut ilmu. Ketika ayah dan bunda hari ini tetap semangat menintut ilmu, bunda juga ingin anak-anak bunda cinta akan ilmu, haus akan ilmu. Karna ketauhilah nak, orang-orang yang menuntut ilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah seperti ayat quran ini.
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah (58): 11).

Biasanya setelah seminar bunda menceritakan kembali isi seminar ke ayah sesampainya di rumah sambil berdiskusi ringan. Begitu pula ayah. Ayah akan menyampaikan isi kajian yang menurutnya bagus untuk disampaikan ke bunda. Ngobrol dengan ayah itu sesuatu yang menyenangkan. Mungkin karna bunda perempuan yang butuh mengeluarkan 20.000 kata per hari. Ngobrol dari isi seminar sampai segala unek-unek mengasuh kakak dan ade biasanya tercurah ketika ngobrol ringan dengan ayah di malam hari setelah kakak dan ade tidur. Itu kalau bunda tidak ikut tertidur bersama kakak dan ade. Sering juga ayah dan bunda diskusi ketika makan bersama. Setelah diskusi ringan ayah suka memeluk bunda. Rasanya dipeluk ayah itu lega. Seakan-akan kelelahan bunda hari ini membersamai anak-anak bunda menjadi hilang. Ngobrol dengan ayah lalu dipeluk ayah menjadikan bunda tetap bahagia mengasuh anak-anak bunda. Bunda bersyukur karna ayah paham bahwa bunda butuh bahagia agar bisa mengasuh dengan bahagia. Caranya dengan ngobrol, memeluk bunda atau kadang membawakan sop durian sepulang ngajar. Dan sop duriannya cuma buat bunda, kakak dan ade ga dibagi.. hehehe

Sekian dulu surat bunda..
Mau mempersiapkan diri untuk menuntut ilmu belajar quran.. semangat!!!
Wassalamu'alaikum

Depok, Sabtu 22 Oktober 2016
Pukul 03.52 WIB
Menikmati dinginnya shubuh yang dihiasi hujan..

#sejutaemailuntukanakindonesia
#spiritsemai

Senin, 17 Oktober 2016

Allah sebaik-baik Tempat Meminta


Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu'alaikum kakak Sarah yang lembut..

Ini email pertama yang bunda kirim untuk kakak. Mudah-mudahan ketika kakak membaca email suatu saat nanti, kakak dalam keadaan terbaik dan selalu dalam perlindungan Allah dimanapun kakak berada.
Alhamdulillah hari ini bunda menulis dengan semangat memenuhi tugas SEMAI dari kuliah parenting Mommee. Apa itu Semai? Insya Allah akan bunda ceritakan di surat selanjutnya. 

Tanggal 27 Oktober 2016 nanti kakak berusia dua tahun sembilan bulan. Kakak sudah semakin besar. Sudah pandai makan dan mengambil minum sendiri. Sudah pandai ke kamar mandi sendiri. Sudah pandai memakai jilbab dan celana sendiri. Sudah pandai memilih baju sendiri. Sudah semakin banyak kebisaan kakak.

Pagi tadi kakak membantu bunda menjaga ade di masjid ketika bunda ingin ke kamar mandi. Bunda titipkan anak-anak bunda ke Allah dan percayakan ade dijaga oleh kakak, karna peserta tahsin pagi itu sudah pada pulang dan pengajar-pengajar akhwat sedang solat dhuha.  Ustadzah Anda, bu guru tahsin bunda bilang "Udah punya ade jadi dewasa ya. Adenya dijagain". Alhamdulillah anak bunda sudah semakin dewasa. Terimakasih kakak sudah membantu bunda menjaga ade hari ini. Kelak ketika ayah dan bunda tidak ada. Kakak yang akan selalu menjaga adik-adik dengan penuh sayang karna Allah. 

Oiya ingat tidak kemarin lalu bunda bilang mau belikan quran buat kakak? Itu karna kakak sering merebut quran bunda ketika bunda sedang tilawah. Katanya kakak mau baca quran juga. Mestinya bunda selalu sedia dua quran ketika tilawah ya.. menyiasati kalau-kalau kakak mau baca quran juga. Tapi bunda selalu lupa. Lalu bunda pikir belikan saja quran khusus buat kakak. Jadi kakak sama bunda bisa tilawah bareng. Walaupun baca saja kakak belum bisa, yang penting semangat membaca quran itu selalu ada. Hari ini ternyata keinginan bunda dan kakak terkabul. Tiba-tiba di rumah mbah ada quran kecil mungil berwarna merah diletakkan di sebuah paper bag yang juga mungil bersama sebuah tasbih mungil. Bunda yang penasaran bertanya kepada mbah, punya siapa qurannya? Kata mbah itu oleh-oleh buat Sarah dari Pak Abadi. Ya Allah alhamdulillah ya kak. Itu rizki kakak yang tak diduga-duga. Padahal kita belum sempat berdoa ke Allah kalau kakak mau bunda belikan quran yaa. Sesudah solat kakak suka minta pangku bunda lalu bunda ajak kakak berdoa apa saja yang kakak ingin. Beberapa minggu ini kakak minta sama Allah biar punya sepeda anak-anak, sepatu roda anak-anak, helm anak-anak dan buku. Tapi belum sempat minta quran. Alhamdulillah helm kakak sudah punya. Allah Maha Mendengar permintaan hamba-Nya ya kak. Dan yakinlah Allah akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya apabila kita berdoa. Allah sebaik-baik tempat meminta.

Sekian dulu surat dari bunda.
Peluk erat bunda.
Depok, 15 Oktober 2016
Sambil memandangi kakak yang sedang tertidur..